PKTJ, PERPUSTAKAAN (2024) (ORASI ILMIAH YUDISIUM) INOVASI TEKNOLOGI KESELAMATAN OTOMOTIF : RANCANG BANGUN SISTEM PENCEGAHAN VAPOR LOCK PADA REM HIDROLIS UNTUK MENGURANGI RESIKO TERJADINYA KECELAKAAN AKIBAT KEGAGALANPENGEREMAN (REM BLONG). POLITEKNIK KESELAMATAN TRANSPORTASI JALAN, TEGAL. (Submitted)
Text (Orasi Ilmiah_Yudisium Politeknik Keselamatan Transportasi Jalan 2024)
Orasi Ilmiah_Yudisium Politeknik Keselamatan Transportasi Jalan 2024_Dr. Setya Wijayanta, S.Pd.T., M.T..pdf Restricted to Repository staff only Download (849kB) |
Abstract
Angka kecelakaan lalu lintas di Indonesia dalam 4 tahun terakhir ini mengalami peningkatan. Data dari Kepolisian Republik Indonesia menunjukkan terdapat 148.575 kasus kecelakaan lalu lintas pada 2023 dan merupakan angka tertinggi sejak 4 tahun terakhir. Salah satu penyebab kecelakaan yang sering terjadi dan muncul di berbagai media adalah kegagalan pada sistem pengereman. Dari hasil investigasi KNKT (Komite Nasional Keselamatan Transportasi), terdapat 3 fenomena yang paling sering menjadi penyebab terjadinya kegagalan sistem rem pada Bus dan yang meliputi brake fading, penurunan volume udara bertekanan dan vapour lock. Fenomena penyebab terjadinya kegagalan sistem rem tersebut mirip dengan hasil survei yang dilakukan oleh Owusu, dkk di Kumasi, Ghana. Survei dengan kuesioner terstruktur di 20 terminal, 65 bengkel otomotif dan 25 lembaga pemerintah terkait, dengan melibatkan 485 orang responden yang memberikan tanggapan mengenai penyebab terjadinya kegagalan sistem rem. Dari 485 orang tersebut, sebanyak 63,1% mengemukakan bahwa fenomena yang paling sering menjadi penyebab kegagalan sistem rem adalah rendahnya volume brake fluid pada master silinder akibat kebocoran, over heat dan adanya udara yang terperangkap di dalam sistem hidrolis [1]. Hasil penelitian tersebut memperkuat hasil survei sebelumnya yang dilakukan oleh Oduro mengenai kegagalan sistem rem dan efeknya pada kecelakaan lalu lintas di jalan Kumasi Metropolis Ghana. Survei dilakukan pada 485 orang yang terdiri dari pengemudi taxi, mobil pribadi, minibus dan kendaraan berat [2]. Sebanyak 40% mengemukakan bahwa kegagalan pengereman disebabkan oleh kurangnya atau kehabisan minyak rem dan 33% disebabkan oleh panas berlebihan pada sistem rem. Selain itu, dari hasil survei mengenai ketidakefektifan pengereman, menunjukkan bahwa sebanyak 40% dari 485 responden mengemukakan bahwa penyebab ketidakefektifan pengereman adalah adanya udara di dalam sistem rem hidrolis [3].
Item Type: | Other |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Orasi Ilmiah, Yudisium |
Subjects: | L Education > L Education (General) |
Depositing User: | Unnamed user with email admin@eprints.pktj.ac.id |
Date Deposited: | 30 Aug 2024 03:05 |
Last Modified: | 30 Aug 2024 03:05 |
URI: | http://eprints.pktj.ac.id/id/eprint/3094 |
Actions (login required)
View Item |